Solusi Penghilang STress Gan...

peluang usaha

Senin, 25 Februari 2013

Tekhnik dan cara Cross-connect



Tekhnik dan cara cross-connect


Tools yang dibutuhkan untuk cross-connect adalah
  1. puncher
  • crown LSA
  • K52
  • K57
  1. LED (Light Emitting Diode)
  2. BER Test
  3. PC Laptop terdiri dari
      • Sistem Operasi Windows 2000 atau yang lebih baru.
      • Java
      • Port COM, LAN card, USB to LAN
      • OMS

Saya membagi tekhnik cross-connect menjadi dua bagian, yaitu fisik dan software.
  1. Fisik
Yang dimaksud dengan cross-connect fisik adalah aktifitas yang dilakukan untuk menghubungkan dua site secara fisik menggunakan puncher.
Katakanlah misalnya yang dihubungkan adalah site A dan C, dan posisi kita ada di site B. Maka saat di site B, kita mencari DDF yang ke arah site A dan ke arah site B.
Dengan menggunakan LED, cari yang mana TX dari 1 kabel E1 yang dari site A, dan cari juga yang mana TX dari site C. Setelah didapatkan TX dari masing2 E1, maka hubungkan dengan menggunakan puncher LSA atau K52 atau K57, TX dari site A menuju RX ke site B, dan sebaliknya, hubungkan TX dari site B menuju RX ke site A.
Setelah selesai menghubungkan antar kabel TX dan RX, test kembali dengan menggunakan LED. Harus nya semua kabel E1 saat ini sudah memiliki frekuensi dan ditandai dengan lampu LED menyala. Jika masih ada kabel yang belum menyala, maka cross-connect connect yang dibuat masih belum bekerja dengan baik.
Selain dengan menggunakan LED, kita juga dapat mengecek cross-connect dengan menggunakan Multi-Tester.
Cara nya adalah dengan cara melihat apakah sudah ada frekuensi yang dilewatkan oleh kabel E1, dengan menggunakan fungsi “Hz” pada multi-tester. Sinyal yang baik adalah jika kabel tersebut mengeluarkan frekuensi sekitar 1.023Hz. Dalam beberapa kasus, ada juga kabel yang hanya mengeluarkan frekuensi sekitar 300an Hz. Frekuensi ini tetap bisa melewatkan transmisi.

  1. Software
Berbeda dengan cross-connect fisik, cross-connect software adalah tekhnik menghubungkan 2 site dengan menggunakan software atau komputer. Disini hanya dijelaskan tekhnik cross-connect menggunakan produk Ericsson yaitu Minilink TN dan Marconi.
    1. Traffic Node
Ada beberapa hal yang harus di pahami agar dapat mengerti tekhnik melakukan cross-connect menggunakan software.
Seperti sudah dijelaskan dibagian awal, bahwa biasa nya TN yang banyak digunakan adalah 6P dan 20P.
Bagaimana cara menghitung slot nya? Ini harus diperhatikan untuk instalasi, apalagi dalam cross-connect. PFU (Power Filter Unit) terdapat disisi paling kiri dan menempati slot 0. Slot 1 diisi oleh FAU (Fan Unit). Sedangkan slot 2 sampai dengan 6 dapat diisi LTU155e, LTU16x2 atau MMU2. Sedangkan slot 7 yang diatas diisi oleh NPU 8x2.

Menghitung letak slot TN 20P sedikit lebih mudah dibandingkan dengan TN 6P. Sisi paling kiri atau slot 0 diisi oleh PFU. Di slot 10 diisi oleh NPU, sedangkan slot lainnya dapat diisi dengan MMU, SMU, LTU155e dan LTU16x2.
Untuk keperluan cross-connect, yang diharus dipahami adalah peletakan slot LTU 16x2 dan LTU155e.

Masuk ke TN
Untuk dapat masuk ke TN, yang harus diperlukan adalah alamat IP. Jika TN tersebut belum pernah di commissioning, maka IP default nya adalah 10.0.0.1 dengan subnet mask adalah 255.255.255.0. Sedangkan jika TN tersebut sudah di commissioning, maka IP nya dapat dilihat disisi kiri TN terdapat sebuah lempengan. Dan jika lempengan tersebut belum di berikan alamat IP, atau IP yang dilempengan tersebut salah, maka kita dapat mengetahui IP dari TN tersebut dengan menggunakan kabel DB9 male to female (

Semua E1 / port yang terdapat disisi DDF, baik LSA, K52 atau K57 didalam software dikenal 1A sampai dengan 4D. dibawah ini dijelaskan table konversi dari port fisik ke angka disoftware.
Fisik
Software
E1 1
1A
E1 2
1B
E1 3
1C
E1 4
1D
E1 5
2A
E1 6
2B
E1 7
2C
E1 8
2D
E1 9
3A
E1 10
3B
E1 11
3C
E1 12
3D
E1 13
4A
E1 14
4B
E1 15
4C
E1 16
4D
Tabel konversi fisik ke software.

Ke 16 E1 ini biasa nya terdapat dalam satu slot LTU 16x2. Dengan demikian, berapapun jumlah LTU 16x2 yang terdapat dalam sebuah TN, maka total nya adalah dikali 16 E1.

Setelah memahami slot E1 fisik, selanjutnya adalah memahami apa yang disebut dengan Air Interface (Um).
E1
Air Interface
1
1.1.1
2
1.1.2
3
1.1.3
4
1.2.1
5
1.2.2
21
1.7.3
34
2.5.1
s/d
s/d
63
3.7.3
Tabel konversi E1 ke Air Interface

Jenis Slot / LTU
Keterangan
16x2
Adalah E1 yang jatuh langsung ke DDF. Jika dilihat disoftware maka cirinya adalah 1A, 1B, 1C, 1D, 2A s/d 4D
155e
Adalah E1 yang tidak kelihatan. E1 ini digunakan untuk menghubungkan antara 1 site dengan site yang lain atau lebih. Jika dilihat di software maka cirinya adalah 1.1.1, 1.1.2, 1.4.3, 1.6.2, 1.7.2, s/d 1.7.3

Untuk dapat melakukan cross-connect menggunakan software, ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu :
  • Pastikan secara fisik di near end dan far end terdapat E1 (biasanya lebih disebut dengan port) yang kosong (tidak terdapat loop, atau lampu di RX mati). Dan cek juga disoftware apa sudah ada cross-connect yang digunakan.
  • Pastikan juga air interface near end dengan air interface far end ada yang sejenis. Misalnya kita melihat bahwa air interface 1.7.2 di near end tidak digunakan, maka lihat juga di far end, dan pastikan kalau air interface 1.7.2 juga tidak digunakan.

Katakan lah, E1 di DDF K52 yg kosong disite "A" adalah E1 15, ini berarti dalam software TN, E1 ini dikenal dengan port 4C.
Dan kita cari juga air interface yang kosong di LTU155e pada TN yg sama, katakan juga kita mendapati terdapat air interface 1.7.2 yang kosong.
INGAT, jika kita ingin menggunakan air interface 1.7.2 di site A, MAKA PASTIKAN JUGA disite B (Far end) air interface 1.7.2 juga masih kosong.
Dengan meng-klik Configuration -> Traffic Routing, buatlah crossconnect di TN site A.

Setelah selesai, lanjutkan pindah ke site B.
Cari port E1 yang masih kosong, buka TN nya, dan buat crossconnect dengan menghubungkan air interface 1.7.2 dengan port E1 disite B yang masih kosong tadi.
Lanjutkan dengan mengetest kelurusan. Baca selengkapnya dunia.olep: Februari 2013

Pengertian dan Sejarah Handphone GSM

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdkoBdol7ipONBhFzN-PisA5cAMHgLgu5cZzpeoTvJW8zBWoIgnQjgUK0HzzA0SN5AW0INdlzp7ZvncIa3Ri-YK_fcWlyT7y7cFvi7LdIIU8Jb9mEc2AHgo6QfUL5SZF0xveFLlrNAAHQ/s1600/open+bts.jpg
Sejarah GSM diawali dengan diadakannya konferensi pos dan telegraf di Eropa pada tahun 1982. konferensi ini membentuk suatu study group yang bernama Groupe Special Mobile (GSM) untuk mempelajari dan mengembangkan sistem komunikasi publik di Eropa. Pada tahun 1989, tugas ini diserahkan kepada European Telecommunication Standards Institute (ETSI) dan GSM fase I diluncurkan pada pertengahan 1991. Pada tahun 1993, sudah ada 36 jaringan GSM di 22 negara. Keunikan GSM dibanding generasi pertama adalah layanan SMS. SMS atau Short Message Service adalah layanan dua arah untuk mengirim pesan pendek sebanyak 160 karakter. GSM yang saat ini digunakan sudah memasuki fase 2,(www.pikiranrakyat.com ). GSM merupakan singkatan dari Global System for Mobile Communication. Jaringannya secara garis besar dibagi menjadi tiga yaitu:
1. Switching Sub System (SSS).
Tugasnya mengatur komunikasi antar pelanggan GSM, mengatur komunikasi pelanggan GSM dengan jaringan lain, dan sebagai data base untuk manajemen mobilitas pelanggan. Berarti si SSS inilah yang mengatur hubungan telekomunikasi seluler antar pelanggan Telkomsel dan dari/ke pelanggan operator lain, sekaligus mencatat posisi pelanggan, lokal atau roaming atau SLJJ, dls. Kalau di jaringan PSTN, SSS sering disebut sebagai Sentral Telepon, karena semua proses hubungan tercatat di sini.
2. Base Station System (BSS).
BSS biasanya memiliki BSC yang bertugas mengendalikan mobile station/pelanggan yang berada dibawah wilayah cakupannya, dan menghubungkan mobile station dengan SSS. BSS merupakan bagian dari radio seluler dari jaringan GSM. Dalam network GSM, radio seluler merupakan elemen utama, karena komunikasi ditransmit melalui frekwensi radio.
3. Operation Maintenance System (OMS).
Sedangkan Operation Mainetenance Center bertugas melakukan pengawasan performansi seluruh jaringan BSS dan SSS yang ada dibawah kendalinya, melakukan penanganan gangguan tingkat pertama, loading data base dan memberikan informasi gangguan dan performansi jaringan.


Base Station System (BSS)
Base Station System (BSS) merupakan bagian dari radio sistem pada network GSM yang terdiri dari: BSC, BTS dan TRAU. Ketiganya merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.Karena fungsi mereka berbeda namun satu dengan lainnya saling mendukung.
Base Station Controller (BSC)
BSC adalah bagian inti (intelligent/master) dari sistem BSS yang menghubungkan antara BTS dengan SSS (seluruh data base BTS dan TRAU ada pada BSC). Pada Siemens Base Station antara BSC dan Network SSS perlu bantuan peralatan jaringan lain, berupa Transcoding and Rate Adaptation Unit (TRAU) melalui A-sub interface (interface BSC-TRAU) dan A interface (interface MSC-TRAU). Adapun fungsi utama dari BSC adalah: data base seluruh network elemen BSS, penyambungan kanal trafik, memproses pensinyalan, pongontrolan daya, menangani fungsi-fungsi operasi dan maintenace serta monitoring system.
Base Transceiver Station (BTS)
BTS dapat dilihat sebagai bagian dasar dalam jaringan BSS dan perlengkapan hubungan antara BSC dan MS (mobile subscriber/pelanggan). Fungsinya sebagai elemen network yang berinteraksi langsung dengan mobile subscriber melalui radio interface (air interface). BTS terdiri dari Tx (transmite) dan Rx (Receive) yang menyediakan kanal pembicaraan. Seperti radio pada umumnya, radio interface di BTS memiliki daya pancar yang terbatas, dalam GSM sering dikenal dengan istilah wilayah cakupan atau radio service area. Cara kerja radio suatu BTS adalah membentuk dan mengatur sel trafik hubungan dan hand over (perpindahan MS dari satu BTS ke BTS lain) yang berada didalam wilayah cakupannya.
Transcoding Rate and Adaptions Unit (TRAU)
TRAU adalah interface antara BSC dan SSS (MSC). Meskipun TRAU merupakan bagian dari BSS, biasanya TRAU diletakkan dekat MSC. Hal ini dimaksudkan untuk penghematan link transmisi. Pada perangkat TRAU terjadi kompresing link dari dari 64 Kbps dari MSC ke TRAU (4 A-Interface/PCMA) menjadi 16 Kbps dari TRAU ke BSC (1 Asub-Interface/PCMS). Kompresing ini dilakukan hanya untuk traffic channel. Hal tersebut dimaksudkan agar traffic channel yang digunakan untuk percakapan pelanggan bisa lebih banyak 4 kali dari sebelumnya. Sedangkan untuk time slot 0 yang digunakan untuk frame alignment signal dan time slot 16 untuk signaling tidak dilakukan kompresing, kecepatannya tetap 64 Kb/s sebab kalo dikompres juga maka untuk proses pensinyalan akan jadi lambat. Karena di TRAU dilakukan pengkompresan maka TRAU juga melakukan adaptasi suara agar suara pelanggan sama seperti aslinya, tidak terkompres meninggi atau mengecil.

Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/communication-media-studies/2271463-pengertian-dan-sejarah-handphone-gsm/#ixzz2LtSDYKe7 Baca selengkapnya dunia.olep: Februari 2013

Selasa, 19 Februari 2013

The Changcuters Bakal Bikin Film Lagi


 The Changcuters Bakal Bikin Film Lagi

Tribunnews.com - Sabtu, 16 Februari 2013 22:39 WIB

TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Sederet rencana besar diagendakan The Changcuters tahun ini.
Selain sedang menggarap album terbaru, band rock and roll asal Bandung juga segera memroduksi film.
"Pokoknya, di 2013 tema kami lebih berbeda, karena kami bakal back to the roads untuk album terbaru, atau kembali ke  akar dan hakikat musik awal Changcuters yang fun rock n roll," ujar Alda, gitaris The Changcuters.
"Selain itu, ada rencana buat film, yang langsung digarap oleh kami dalam waktu dekat, setelah sukses dengan film The Tarix Jabrix," beber Alda, di Hotel Grand Clarion, Makassar, Sabtu (16/2/2013). (*)
Baca selengkapnya dunia.olep: Februari 2013

The Changcuters Pilih-pilih Label Rekaman


info : Tribunnews.com - Sabtu, 16 Februari 2013 16:50 WIB

The Changcuters Pilih-pilih Label Rekaman
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Grup musik The Changcuters yang digawangi Tria, Qibil, Erick, Alda, dan Dipa, dalam waktu dekat siap merampungkan album terbaru.
Dalam jumpa pers di Hotel Grand Clarion Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (16/2/2013), Tria (vokalis) mengatakan, proses perampungan album sudah digarap, dan bakal dilempar kepasaran pada Juli mendatang.
Namun, saat ini mereka kesulitan merampungkan album, karena belum ada label rekaman yang ingin diajak bekerja sama, setelah kontrak dengan Sony Music berakhir.
"Kami sudah siap secara materi lagu dan genre yang akan diusung. Namun, kami masih memilih-milih label rekaman yang ingin diajak kerja sama, karena beberapa pertimbangan yang akan kami lakukan di album terbaru ini," jelas Tria.
Alda, gitaris Changcuters menambahkan, ada nuansa berbeda yang akan dihadirkan dalam album kali ini. Karena, Changcuters bakal hadir dengan tema sesuai penampilan mereka pertama kali di belantika musik Indonesia, yakni fun rock n roll. (*)
Baca selengkapnya dunia.olep: Februari 2013

the changcuters

the changcuters
the changcuters waktu d ciamis mereka pada inget ngax ea.,.,.,.,.,
peluang usaha peluang usaha
peluang usaha