Solusi Penghilang STress Gan...

peluang usaha

Sabtu, 27 April 2013

Inilah Fakta Mencengangkan Sampah Elektronik

Tahu kah kamu, ternyata E-Waste atau sampah elektronik menyumbang global warming dan pencemaran lingkungan yang besar bagi kehidupan. Hal dini disebabkan E-Waste mengandung bahan beracun dan termasuk pada limbah B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya).



sumber: hijauku.com
Seperti yang kita ketahui bersama, saat ini teknologi begitu canggih, produksi elektronik di seluruh negara tak terkecuali Indonesia berlomba-lomba memikat konsumen dengan fitur canggih, namun harga terjangkau dalam waktu yang berdekatan. Seperti halnya gadget yang sedang marak dan jadi gaya hidup kebanyakan kita.
Terbayangkan, dikemanakan barang-barang elektronik sebelumnya? Fenomena cepatnya produksi teknologi baru tentu akan menggeser teknologi sebelumnya yang belum tentu dipakai kembali. Hal ini bakal jadi hal yang cukup menakutkan mengingat barang elektronik memiliki efek yang berbahaya karena elemen-elemennya yang terbuat dari jenis logam.

Berikut fakta-fakta mengenai sampah elektronik yang mungkin belum kita ketahui:

  • Di Amerika hingga sekarang produksi mencapai 300 juta hingga 400 jutabarang elektronik pertahun.
  • Di Indonesia sendiri berdasarkan data BPS tahuin 2012, produksi elektronik dalam negeri untuk 2 (dua) jenis saja yaitu televisi dan komputer, jumlahnya cukup mencengangkan. Indonesia mampu memproduksi televisi sebanyak 12.500.000 kg/tahun. Jumlah televisi impor; 6.687.082 kg/tahun.
  • Dari jumlah tersebut, televisi berpotensi menghasilkan e-waste sebanyak 12.491.899.469 kg/tahun. Sementara untuk komputer, Indonesia mampu memproduksi 12.491.899.469 kg/tahun, dengan jumlah impor 35.344.733 kg/tahun. Dan potensi e-waste yang dihasilkan mencapai 36.020.493.768 kg/tahun. Padahal komposisi dalam sebuah komputer banyak mengandung silica/glass, palstik, ferrous metal dan lain-lain.
  • Di Afrika Selatan dan China, diprediksi akan terjadi lonjakan e-waste hingga 200 – 400 persen pada tahun 2020.
  • Menurut data dari UNEP (Program Lingkungan Hidup PBB) secara global e-waste tumbuh 40 juta ton setiap tahunnya. Sampah ponsel dan komputer personal sebagai penyumbang terbesar. Limbah emas dan perak 3%, palladium 13% dan kobalt 15%, setiap tahunnya.
  • 2% sampah elektronik akan sama saja dengan 70% limbah beracun yang ada di tempat pembuangan sampah. Jumlah ekstrim dari  timbal dalam elektronik mampu menyebabkan kerusakan pada sistem saraf pusat, perifer, darah dan ginjal.
  • Karena pesatnya produksi elektronik terutama komputer, hanya sekitar 15% yang mendaur ulang komputer mereka dan berarti 85% berada di tempat sampah.
  • Sekitar 50 juta ponsel yang diganti dalam waktu satu bulan di seluruh dunia. Hanya sekitar 10% yang mendaur ulangnya. Andai saja 1 juta ponsel di daur ulang maka akan mengurangi gas emsisi sebanyak gas yang dihasilkan 1.358 mobil selama setahun.
  • Monitor LCD atau notebook banyak yang mengandung sedikit merkuri.
  • Tabung sinar katoda pada TV dan komputer berisi 4-7 lbs timah
  • Sekitar 80% limbah dari AS dikirim ke Asia
  • Secara rerata, volume e-waste terus mengalami peningkatan 3 – 5 % per tahun. Jumlah ini tiga kali lebih cepat dibandingkan dengan limbah jenis lain. Saat ini saja, 5% limbah padat yang dihasilkan dunia adalah e-waste. Jumlah ini hanya bisa disaingi oleh jumlah limbah kantung plastik
Lalu, bagaimana solusinya?
  • Di Indonesia, penanganan limbah B3 diatur dalam beberapa peraturan antara lain; Kerpres 61/1993 tentang Ratifikasi Konvensi Basel, Perpres 47/2005 tentang Ratifikasi Ban Ammendement, UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, PP Nomor 18/1999 jo PP Nomor 85/1999 tentang Pengelolaan Limbah B3, UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.
  • Dua lembaga internasional yaitu International Telecommunication Union (ITU) dan Secretariat of the Basel Convention (SBC) mendatangani kerja sama untuk memromosikan pengelolaan sampah-sampah elektronik, termasuk pengumpulan dan proses daur ulang bahan-bahan berbahaya di dalamnya.
  • Pada Intinya semua negara setuju untuk mengurangi sampah elektronik dengan proses daur ulang dan menerapkan praktik serta standar ramah lingkungan.
Baca Juga Tips Tips dalam meminimalisir sampah elektronik seperti yang dicontohkan Universitas Harvard.
sumber:



Baca selengkapnya dunia.olep: April 2013

Potret Kehidupan Dari Desa Limbah Elektronik di China


Potret Kehidupan Dari Desa Limbah Elektronik di China

Jika Anda mendengar kata ‘China’ dan ‘elektronik,’ maka satu kata berikutnya yang akan langsung terhubung dengan 2 kata tersebut biasanya adalah ‘murah.’ Tapi pernahkah Anda terpikir dengan dampak lingkungan yang dihasilkan dari ‘reputasi’ tersebut?
Berikut ini adalah potret kehidupan di desa Guiyu, China yang merupakan desa penampungan limbah elektronik terbesar di dunia. Beberapa bahkan menjuluki Guiyu sebagai kuburan elektronik.
Para pekerja di Guiyu umumnya masih bekerja dengan menggunakan cara manual dan tidak dibantu dengan mesin untuk menangani sampah-sampah tersebut. Efeknya jelas: berbagai gejala keracunan, keguguran serta berbagai penyakit lain akrab menyapa para pekerja di desa Guiyu.
Simak galerinya berikut ini, dan semoga Anda akan akan lebih waspada dengan ancaman dari sampah barang-barang elektronik:











Sumber  GOPEGO.com

Baca selengkapnya dunia.olep: April 2013

Jumat, 26 April 2013

Ustadz Jefry AlBukhori (bang Uje) telah tiada

"Inna lillaaahi wa inna ilaihi roojiuun, sesungguhnya semuanya milik Allah dan sesungguhnya semua kembali kepada Allah. Telah pulang ke Rahmatullah Ustadz Jefry AlBukhori, yg akrab kita panggil Uje. Allahummagfirlahu warhamhu...semoga Allah mengampuni semua dosa almarhum, memaafkan semua kesalahan almarhum...aamiin".

 Ustad Jeffry Al-Buchory meninggal dunia dalam kecelakaan tunggal yang terjadi Jumat (26/4/2013) dinihari. Motor besar Kawasaki 650 cc tipe ER 6 N yang ditungganginya rusak berat. Luka parah di bagian kiri wajah Ustad Jeffry Al Bukhori diduga sebagai penyebab meninggalnya mubalig kondang ini. Luka ini terjadi akibat benturan keras yang terjadi saat kecelakaan itu terjadi."Penyebab meninggalnya Uje akibat benturan di wajah sebelah kiri sehingga menyebabkan luka parah," kata Kasat Lantas Polres Jakarta Selatan AKBP Hindarsono di Mapolres Jakarta Selatan, Jl Wijaya II, Jumat (26/4/2013).

Hindarsono mengatakan, puing-puing kaca helm Uje masih ditemukan saat petugas ke lokasi kecelakaan. Namun helm yang dipakai Uje belum ditemukan."Untuk kondisi helm kita belum tahu karena dibawa Dani Santoso," katanya. Dani Santoso adalah pengendara motor yang berada di TKP saat kejadian. Hindarsono mengatakan, Uje terlempar sekitar 3 meter dari motornya, sedangkan motor sport yang dikendarainya terlempar sekitar 30 meter. "Kemungkinan helmnya terlepas," katanya.

Hindarsono mengatakan, petugas belum melakukan pemeriksaan lengkap terhadap Dani karena masih dalam suasana duka. "Kita belum lakukan BAP karena masih dalam suasana duka," katanya. Jenazah Uje disalatkan di Masjid Istiqlal usai Jumatan. Ribuan orang mengiringi pemakaman jenazah di TPU Karet Bivak.
 
Ustad Jeffry Al Buchory meninggal dunia di usianya yang ke-40. Ia tutup usia pada Jumat (26/4/2013) dini hari di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan karena kecelakaan motor. Suasana duka pun menyelimuti rumah almarhum Ustad Jeffry di Perumahan Bukit Mas Narmada III Bintaro Rempoa, Tangsel. /
 

Sumber : detik.com
Baca selengkapnya dunia.olep: April 2013

the changcuters

the changcuters
the changcuters waktu d ciamis mereka pada inget ngax ea.,.,.,.,.,
peluang usaha peluang usaha
peluang usaha